Kita sebagai makhluk hidup sudah sepantasnya saling menyayangi antar umat manusia. Tetapi kenyataanya sekarang banyak terjadi pertikaian antar umat ma- nusia. Melihat fenomena itu, saya mulai mempertanyakan dimanakah letak solidaritas kita antar umat manusia?
Apakah kita masih berlandaskan dasar Pancasila dalam membangun bangsa ini ? Realitas yang ada di masyarakat sungguh berbeda.
Pancasila tidak dijadikan landasan untuk bertindak, banyak tindakan amoral terjadi di masyarakat seperti perselingkuhan, pemerkosaan, bahkan prostitusi yang semakin blak-blakan. Bukan hanya itu, pertikaian antar juga kerap terjadi.
Apakah itu sudah mengamalkan ajaran Pancasila? Sungguh munafik rasanya kalau Negara ini mengatakan masih mengamalkan Pancasila.
Seandainya masih, saya kira tindakan-tindakan amoral seperti prostitusi, pembunuhan, korupsi dan lain-lain tidak akan pernah terjadi. Sedih kita melihat negar ini yang semakin hari semakin jauh dari Pancasila.
Kita menyadari di awal pembentukannya Pancasila digunakan sebagai adeologi dasar Negara kita, dan tentunya kita juga masih ingat lima sandi utama yang menyusunya; Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan bera dap, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Kita mulai dari sila Ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam sila itu diharapakan seluruh masyarakat Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,., sudahkah kita menjalankan hal itu? Kita bisa pertanyakan pada diri kita masing-masing.
Berikut pada sila ini juga diharapkan kita saling menghormati antar pemeluk agama. Realitasnya di masyarakat masih banyak terjadi pertikaian antar umat beragam, sungguh-sungguh menyedihkan.
Sila kedua adalah kemanusiaan yang adil dan beradap. Dalam sila ini kita diharapkan untuk tidak semena-mena terhadap orang lain dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, Kenyataannya sangatlah berbeda, banyak ada kasusu se orang pembantu yang dipukuli majikanyya, ada juga yang sering membeda-be dakan antara satu orang dengan orang lainnya bertitik tolak dari sudut ekonomi kelu arga Antara si kaya dan si miskin“, seharusnya kita tidak boleh membedakan satu orang dengan orang lain karena kita harus menjunjung tinggi nilai ke manusiaan.
Sila ketiga adalah sila persatuan Indonesia. Dalam sila ini dijelaskan kita harus cinta pada bangsa kita sendiri, tetapi sekarang banyak anak yang malah tega menghancurkan negaranya sendiri dengan menjadi teroris. Selain itu, dalam sila ini juga diharapkan kita rela berkorban demi bangsa dan Negara. Buktinya banyak orang yang lebih memilih kepentingan pribadinya dibanding dengan membela negaranya sendiri.
Sila keempat adalah sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebi -jaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan.
Dalam sila ini kita sebagai anak bangsa diharapkan tidak memaksakan kehendak pada orang lain dan juga kita harus mengutamakan kepentingan Ne gara dan masyarakat.
Tetapi kenyataannya banyak pemuda kita yang tidak mengamalkan sila keempat ini. Mereka banyak memaksakan kehendaknya untuk mencapai suatu tujuan tertentu, tanpa pernah mempertimbangkan resiko yang nentinya dihadapi.
Sila kelima atau yang terakhir adalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pada sila ini diharapkan kita untuk bersikap adil dan menghormati hak-hak orang lain. Sila ini menurut saya sila yang paling sering di langgar oleh masyarakat di Negara kita.
Di Negara ini seolah-olah keadilan sudah tidak ada. Contohnya banyak koruptor yang dibebaskan tetapi orang yang hanya mencuri sandal malah dipenjarakan lebih lama. Sungguh keadilan sudah muali luntur di Negara tercinta ini.
Kita sebagai makhluk hidup sudah sepantasnya saling menyayangi antar umat manusia. Tetapi kenyataanya sekarang banyak terjadi pertikaian antar umat ma- nusia. Melihat fenomena itu, saya mulai mempertanyakan dimanakah letak solidaritas kita antar umat manusia?
Apakah kita masih berlandaskan dasar Pancasila dalam membangun bangsa ini ? Realitas yang ada di masyarakat sungguh berbeda.
Pancasila tidak dijadikan landasan untuk bertindak, banyak tindakan amoral terjadi di masyarakat seperti perselingkuhan, pemerkosaan, bahkan prostitusi yang semakin blak-blakan. Bukan hanya itu, pertikaian antar juga kerap terjadi.
Apakah itu sudah mengamalkan ajaran Pancasila? Sungguh munafik rasanya kalau Negara ini mengatakan masih mengamalkan Pancasila.
Seandainya masih, saya kira tindakan-tindakan amoral seperti prostitusi, pembunuhan, korupsi dan lain-lain tidak akan pernah terjadi. Sedih kita melihat negar ini yang semakin hari semakin jauh dari Pancasila.
Kita menyadari di awal pembentukannya Pancasila digunakan sebagai adeologi dasar Negara kita, dan tentunya kita juga masih ingat lima sandi utama yang menyusunya; Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan bera dap, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Kita mulai dari sila Ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam sila itu diharapakan seluruh masyarakat Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,., sudahkah kita menjalankan hal itu? Kita bisa pertanyakan pada diri kita masing-masing.
Berikut pada sila ini juga diharapkan kita saling menghormati antar pemeluk agama. Realitasnya di masyarakat masih banyak terjadi pertikaian antar umat beragam, sungguh-sungguh menyedihkan.
Sila kedua adalah kemanusiaan yang adil dan beradap. Dalam sila ini kita diharapkan untuk tidak semena-mena terhadap orang lain dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, Kenyataannya sangatlah berbeda, banyak ada kasusu se orang pembantu yang dipukuli majikanyya, ada juga yang sering membeda-be dakan antara satu orang dengan orang lainnya bertitik tolak dari sudut ekonomi kelu arga Antara si kaya dan si miskin“, seharusnya kita tidak boleh membedakan satu orang dengan orang lain karena kita harus menjunjung tinggi nilai ke manusiaan.
Sila ketiga adalah sila persatuan Indonesia. Dalam sila ini dijelaskan kita harus cinta pada bangsa kita sendiri, tetapi sekarang banyak anak yang malah tega menghancurkan negaranya sendiri dengan menjadi teroris. Selain itu, dalam sila ini juga diharapkan kita rela berkorban demi bangsa dan Negara. Buktinya banyak orang yang lebih memilih kepentingan pribadinya dibanding dengan membela negaranya sendiri.
Sila keempat adalah sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebi -jaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan.
Dalam sila ini kita sebagai anak bangsa diharapkan tidak memaksakan kehendak pada orang lain dan juga kita harus mengutamakan kepentingan Ne gara dan masyarakat.
Tetapi kenyataannya banyak pemuda kita yang tidak mengamalkan sila keempat ini. Mereka banyak memaksakan kehendaknya untuk mencapai suatu tujuan tertentu, tanpa pernah mempertimbangkan resiko yang nentinya dihadapi.
Sila kelima atau yang terakhir adalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pada sila ini diharapkan kita untuk bersikap adil dan menghormati hak-hak orang lain. Sila ini menurut saya sila yang paling sering di langgar oleh masyarakat di Negara kita.
Di Negara ini seolah-olah keadilan sudah tidak ada. Contohnya banyak koruptor yang dibebaskan tetapi orang yang hanya mencuri sandal malah dipenjarakan lebih lama. Sungguh keadilan sudah muali luntur di Negara tercinta ini.(Redaksi)
0 komentar:
Posting Komentar