SELAMAT DATANG DI WEBSITE TABLOID MAHKOTA, SEMOGA KEHADIRAN KAMI DALAM BENTUK CETAK DAN ONLINE MENJADI BACAAN ALTERNATIF MENDAMPINGI PENDAHULU KAMI DAN SEMOGA PEMBERITAAN KAMI DAPAT DIJADIKAN SEBUAH SUMBER REFERENSI.Dibutuhkan wartawan di berbagai daerah. Minat hub : Redaksi Tabloid Mahkota
WASPADA ADANYA OKNUM MENGAKU DARI TABLOID MAHKOTA.HUBUNGI KAMI JIKA ADA OKNUM MENGAKU DARI TABLOID MAHKOTA TERKAIT DENGAN PERMINTAAN PEMASANGAN IKLAN ATAU PROFILE. MELALUI SMS KE NO 08133499499 / 085853669966 ATAU MELALUI BB KE PIN : 21E71294

Sabtu, 19 Oktober 2013

Sekeluarga Dilindas Truk Muatan Kaolin

. Sabtu, 19 Oktober 2013
0 komentar

Blitar | Mahkota -Memperhatikan kasus kecelakaan dengan korban 3 orang yaitu 2 korban meninggal ditempat dengan kondisi mengenaskann dan seorang mengalami luka berat pada tanggal 18 Oktober 2013 sekitar pukul 16.30 wib.
            Ketiga korban adalah suami istri dan anak (siswa SDI Ma’arif Plosokerep Kota Blitar, Jenasah korban (ayah dan anak) hari ini dimakamkan dan diberangkatkan dari rumah duka Jl Seruni Kota Blitar sekitar jam 09.00 pagi ini.
            Tempat kejadian kemarin di Jl Raya Blitar Kediri, tepatnya disebelah barat perlintasan rel kereta api Pakunden Kota Blitar. Korban dilindas truk gandeng dengan muatan kaolin diperkirakan bobot sekitar 50 ton dan tidak sesuai dengan kelas jalan yang dilalui.
            Untuk itu kami komonitas jurnalis beserta masyarakat mengharap dengan sangat agar pihak kepolisian Resort Kota maupun Kabupaten Blitar untuk melakukan razia terhadap truk dan sejenis yang bermuatan melebihi tonase.
            Hal itu selain rawan terhadap terjadinya kecelakaan lalu lintas juga pemicu kemacetan jalan. Selain itu juga merusak kondisi jalan yang tidak pada mestinya dilalui kendaraan tersebut.
            Hal ini juga berlaku kepada jajaran kepolisian yang ada di Indonesia agar menanggapi juga melakukan aksi riil dengan melakukan operasi rutin juga patroli keliling serta mengisi pos pos penjagaan yang ada.
            Kami keluarga besar Faorum Wartawan Mahkota mengucapkan turut berduka cita yang sebesar-besarnya, semoga arwahnya diterima disisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan iman.(B46US/WS)

Read More »»

Rabu, 09 Oktober 2013

HUT SMPN 1 Wlingi Blitar Ke 55 Diwarnai Nuansa Religius

. Rabu, 09 Oktober 2013
0 komentar


Blitar | Mahkota - SMP Negeri 1 Wlingi Jl Ahmad Yani 22 Wlingi Blitar, 28/9 lalu menandai akhir dari kegiatan hari ulang tahun ke 55 dengan mendatangkan ustadzah Tan Mei Wha dari Surabaya.
    Kali ini dalam rangka  peringnatan ulang tahun di usia ke 55 Spensi mengambil tema 'Kita Tingkatkan Pengabdian Menuju Kualitas Layanan PendidikanYang Lebih Baik'
    Sebelum tausiyah digelar, paginya dilakukan kegiatan istighotsah.
    Acara tersebut merupakan rangkaian kegiata peri- ngatan HUT SMP 1  Wlingi yang biasa disebut Spensi pa da tahun ke 55.
    Sebelum tausiyah digelar beberapa penampilan dari paduan suara hingga pembacaan ayat-ayat suci Al- qur'an dilanjutkan dengan sambutan dari kepala sekolah SMPN 1 Wlingi Drs Harjito,M.Mpd dan diteruskan sambutan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar H. Romelan,SPd,MSi
    Tampak hadir dalam acara tersebut, Selain H.Rome lan,SPd,MSi juga Inspektur Inspektorat Kabupaten Blitar Achmad Lazim, tokoh agama, tokoh masyarakat dan lain sebagainya
    Seusai acara tausiyah, ditutup dengan memberikan santuan kepada anak yatim.
    Acara  tersebut memakan waktu 1,5 jam, namun ha dirin tak jenuh karena Ustadzah Tan Mei Hwa keturunan Tionghoa mampu memberikan selingan humoris.
     Petuah yang diberikan Ustadzah Tan Mei Hwa ba- nyak berpesan mengenai tugas orang tua kepada anak, agar tercipta generasi penerus yang saleh dan salihah.  Dia juga salut atas program di SMPN 1Wlingi
    Salah satunya yang menjadi daya tarik Tan Mei Wha bahwa para siswa di smp ini terbiasa menjadikan ruang kelasnya suci, sehingga bisa digunakan untuk jamaah salat Duha atau pun Duhur. "Semoga menjadi contoh bagi sekolah lain" tambahnya.
    Diungkapkan oleh Kepala Sekolah SMPN 1 Wlingi Drs Harjito,M.Mpd bahwa rangkaian peringatan HUT ke 55 melibatkan seluruh masyarakat sekitar.
    Dimulai dengan kejuaraan basket antar SMP se Kabupaten Blitar pada 2 - 13 September lalu.
    Kemudian pada tanggal 23 - 25 September digelar berbagai lomba untuk tingkat SD/MI se Ka- bupaten Blitar, antara lain kejuaraan tenis meja, lomba catur, momba mata pelajaran (matematika, bahasa Indonesia, IPA).
    Acara lainnya adalah lomba menyanyi, lomba te- tembangan dan lomba story telling.
    Di internal sekolah juga digelar lomba SOP, majalah dinding, senam kreasi dan pesta rakyat.
    Sebagai sekolah favorit di Blitar dengan standar operasional prosedur (SOP), Spensi tidak hanya memberikan pelajaran akademis,  juga moral, budi pekerti dan akhlak pada siswanya.
    Oleh sebab itu, berbagai kegiatan peringatan HUT dikemas untuk memberikan pengajaran budi pekerti dan religius.
    Spensi juga berkomitmen memberikan pelayanan pendidikan yang maksimal pada masyarakat.
    Dalam rangka memperingati HUT ke 55, Spensi seperti telah menjadi agenda tahunan. Spensi meng- gelar bakti sosial dilingkungan sekitar dan ditempat-tempat ibadah. Juga melaksanakan bedah rumah sa- lah satu siswa tidak layak huni di Bajang Kecamatan Talun.
    "Baksos disekitar sekolah langsung melibatkan siswa. Sehingga mereka terbiasa berbagi" ungkap Harjito.
    Ia juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh donatur, serta semua pihak yang telah mendukung terlaksananya semua program peringatan HUT.
    "Tanpa adanya kerjasama seluruh pihak mustahil terlaksana dengan sukses" tandasnya.
    Selain itu, Spensi tahun ini juga membangun mushola yang lebih repesentatif di lingkungan sekolah yang ditandai dengan peletakan batu pertama oleh wakil Bupati Blitar Drs.H. Rijanto,MM pada Jum'at 27/9.(B46US)

Read More »»

Tabloid Mahkota Edisi 38 Versi Cetak






Read More »»

Selasa, 08 Oktober 2013

Pengamalan Pancasila Mulai Mengendur ?

. Selasa, 08 Oktober 2013
0 komentar


Kita sebagai makhluk  hidup sudah sepantasnya saling menyayangi antar umat manusia. Tetapi kenyataanya sekarang banyak terjadi pertikaian antar umat ma- nusia. Melihat fenomena  itu, saya mulai mempertanyakan dimanakah letak solidaritas kita antar umat manusia?
    Apakah kita masih berlandaskan dasar Pancasila dalam membangun bangsa ini ? Realitas yang ada di masyarakat  sungguh berbeda.
    Pancasila  tidak dijadikan landasan untuk bertindak, banyak tindakan amoral terjadi di masyarakat seperti perselingkuhan, pemerkosaan, bahkan prostitusi  yang semakin blak-blakan. Bukan hanya itu, pertikaian antar juga kerap terjadi.
    Apakah itu sudah mengamalkan ajaran Pancasila? Sungguh munafik rasanya kalau Negara ini mengatakan masih mengamalkan Pancasila.
    Seandainya masih, saya kira tindakan-tindakan amoral seperti prostitusi, pembunuhan, korupsi dan lain-lain tidak akan pernah terjadi. Sedih kita melihat negar ini yang semakin hari semakin jauh dari Pancasila.
    Kita menyadari di awal pembentukannya Pancasila digunakan sebagai adeologi  dasar  Negara kita, dan tentunya kita juga masih ingat lima sandi utama yang menyusunya; Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan bera dap, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
    Kita mulai dari sila Ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam sila itu diharapakan seluruh masyarakat Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,., sudahkah kita menjalankan hal itu? Kita bisa pertanyakan pada diri kita masing-masing.
    Berikut pada sila ini juga diharapkan kita saling menghormati antar pemeluk agama. Realitasnya di masyarakat masih banyak terjadi pertikaian antar umat beragam, sungguh-sungguh menyedihkan.
    Sila kedua adalah kemanusiaan yang adil dan beradap. Dalam sila ini kita diharapkan untuk tidak semena-mena terhadap orang lain dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, Kenyataannya  sangatlah  berbeda, banyak ada kasusu se orang pembantu yang dipukuli majikanyya, ada juga yang sering membeda-be dakan antara satu orang dengan orang lainnya bertitik  tolak dari sudut ekonomi kelu arga  Antara si kaya dan si miskin“, seharusnya kita tidak boleh membedakan satu orang dengan orang lain karena kita harus menjunjung tinggi nilai ke manusiaan.
    Sila ketiga adalah sila persatuan Indonesia. Dalam sila ini dijelaskan kita harus cinta pada bangsa kita sendiri, tetapi sekarang banyak anak yang malah tega menghancurkan negaranya sendiri dengan menjadi teroris. Selain itu, dalam sila ini juga diharapkan kita rela berkorban demi bangsa dan Negara. Buktinya banyak orang yang lebih memilih kepentingan pribadinya dibanding dengan membela negaranya sendiri.
    Sila keempat adalah sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebi -jaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan.
    Dalam sila ini kita sebagai anak bangsa  diharapkan  tidak memaksakan kehendak pada orang lain dan juga kita harus mengutamakan kepentingan Ne gara dan masyarakat.
    Tetapi kenyataannya banyak pemuda  kita yang tidak mengamalkan sila keempat ini. Mereka banyak memaksakan  kehendaknya untuk mencapai suatu tujuan tertentu, tanpa pernah mempertimbangkan resiko yang nentinya dihadapi.
    Sila kelima atau yang terakhir adalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pada sila ini diharapkan kita untuk bersikap adil dan menghormati hak-hak orang lain. Sila ini menurut saya sila yang paling sering di langgar oleh masyarakat di Negara kita.
    Di Negara ini seolah-olah keadilan sudah tidak ada. Contohnya banyak koruptor yang dibebaskan tetapi orang yang hanya mencuri sandal malah dipenjarakan lebih lama. Sungguh keadilan sudah muali luntur di Negara tercinta ini.
Kita sebagai makhluk  hidup sudah sepantasnya saling menyayangi antar umat manusia. Tetapi kenyataanya sekarang banyak terjadi pertikaian antar umat ma- nusia. Melihat fenomena  itu, saya mulai mempertanyakan dimanakah letak solidaritas kita antar umat manusia?
    Apakah kita masih berlandaskan dasar Pancasila dalam membangun bangsa ini ? Realitas yang ada di masyarakat  sungguh berbeda.
    Pancasila  tidak dijadikan landasan untuk bertindak, banyak tindakan amoral terjadi di masyarakat seperti perselingkuhan, pemerkosaan, bahkan prostitusi  yang semakin blak-blakan. Bukan hanya itu, pertikaian antar juga kerap terjadi.
    Apakah itu sudah mengamalkan ajaran Pancasila? Sungguh munafik rasanya kalau Negara ini mengatakan masih mengamalkan Pancasila.
    Seandainya masih, saya kira tindakan-tindakan amoral seperti prostitusi, pembunuhan, korupsi dan lain-lain tidak akan pernah terjadi. Sedih kita melihat negar ini yang semakin hari semakin jauh dari Pancasila.
    Kita menyadari di awal pembentukannya Pancasila digunakan sebagai adeologi  dasar  Negara kita, dan tentunya kita juga masih ingat lima sandi utama yang menyusunya; Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan bera dap, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
    Kita mulai dari sila Ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam sila itu diharapakan seluruh masyarakat Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,., sudahkah kita menjalankan hal itu? Kita bisa pertanyakan pada diri kita masing-masing.
    Berikut pada sila ini juga diharapkan kita saling menghormati antar pemeluk agama. Realitasnya di masyarakat masih banyak terjadi pertikaian antar umat beragam, sungguh-sungguh menyedihkan.
    Sila kedua adalah kemanusiaan yang adil dan beradap. Dalam sila ini kita diharapkan untuk tidak semena-mena terhadap orang lain dan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan, Kenyataannya  sangatlah  berbeda, banyak ada kasusu se orang pembantu yang dipukuli majikanyya, ada juga yang sering membeda-be dakan antara satu orang dengan orang lainnya bertitik  tolak dari sudut ekonomi kelu arga  Antara si kaya dan si miskin“, seharusnya kita tidak boleh membedakan satu orang dengan orang lain karena kita harus menjunjung tinggi nilai ke manusiaan.
    Sila ketiga adalah sila persatuan Indonesia. Dalam sila ini dijelaskan kita harus cinta pada bangsa kita sendiri, tetapi sekarang banyak anak yang malah tega menghancurkan negaranya sendiri dengan menjadi teroris. Selain itu, dalam sila ini juga diharapkan kita rela berkorban demi bangsa dan Negara. Buktinya banyak orang yang lebih memilih kepentingan pribadinya dibanding dengan membela negaranya sendiri.
    Sila keempat adalah sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebi -jaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan.
    Dalam sila ini kita sebagai anak bangsa  diharapkan  tidak memaksakan kehendak pada orang lain dan juga kita harus mengutamakan kepentingan Ne gara dan masyarakat.
    Tetapi kenyataannya banyak pemuda  kita yang tidak mengamalkan sila keempat ini. Mereka banyak memaksakan  kehendaknya untuk mencapai suatu tujuan tertentu, tanpa pernah mempertimbangkan resiko yang nentinya dihadapi.
    Sila kelima atau yang terakhir adalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pada sila ini diharapkan kita untuk bersikap adil dan menghormati hak-hak orang lain. Sila ini menurut saya sila yang paling sering di langgar oleh masyarakat di Negara kita.
    Di Negara ini seolah-olah keadilan sudah tidak ada. Contohnya banyak koruptor yang dibebaskan tetapi orang yang hanya mencuri sandal malah dipenjarakan lebih lama. Sungguh keadilan sudah muali luntur di Negara tercinta ini.(Redaksi)

Read More »»

BERITA YANG BANYAK DIBACA

  © TABLOID MAHKOTA ..Redaksi ..Dan Jl. Kedondong 174 Blitar Jawa Timur

Ke : HALAMAN UTAMA